Redwood Materials, Inc dan Masa Depan Limbah Baterai

    Kemajuan dan cepatnya pertumbuhan penggunaan electronic equipment kian hari makin melonjak secara eksponensial. Pertumbuhan ini merupakan efek dari mudahnya dan semakin murahnya masyarakat untuk mendapatkan perangkat-perangkat elektronik ini apalagi dengan dukungan smart device dengan lingkungan yang saling terintegrasi merupakan salah satu faktor yang menjadi booster penggunaan perangkat elektronik oleh masyarakat. Namun, ada hal yang mungkin saat ini tidak kira sadari yang bisa mengancam keberlangsungan hidup kita, yaitu limbah baterai dari perangkat-perangkat yang kita gunakan. Kemana limbah tersebut bermuara?

    Limbah baterai yang tidak bisa digunakan begitu saja menjadi masalah baru di dunia ini. Akan tetapi hal ini justru menjadi peluang baru bagi mantan CEO dan Founder Tesla, JB Straubel, sebagai sebuah peluang bisnis baru. Redwood material akan mendaur ulang itu semua. Redwood mendaur ulang 80% lithium, 95-98% tembaga, kobalt, nikel yang terkandung dalam baterai dan menghasilkan bubuk putih bernama lithium carbonate yang kemudian bisa menjadi bahan untuk membuat baterai baru.

    Redwood memulai program daur ulang limbah baterai dari mobil listrik di California. Ford dan Volvo menjadi partner pertama Redwood dalam memulai program ini. Redwood akan mengumpulkan dan mendaur ulang limbah baterai ini menjadi material baterai yang baru. Mereka akan menerima semua baterai bekas lithium-ion ataupun hidrida logam nikel yang berasal dari California.

    Redwood material menjadi salah satu harapan baru dunia dalam mengelola limbah baterai. Sebelumnya, limbah baterai hanya di kumpukan begitu saja tanpa adanya proses lebih lanjut tetapi kini limbah tersebut dapat didaur ulang dan dapat dijadikan bahan untuk membuat baterai baru. Namun, dapatkah Redwood Material mendaur ulang semua limbah baterai dunia saat ini?

Sumber : electrive.com   


EmoticonEmoticon